My Life in Korea : Kuliah di NQe KAIST

by - Juni 27, 2017

Assalamualaikum...

Haloo, kali ini aku mau cerita nih tentang pengalamanku selama 3 semester menempuh pendidikan master di KAIST, Korea Selatan.
Buat kalian yang penggemar Kpop, KDrama atau Korea pasti udah ga asing sama KAIST. KAIST itu kepanjangan dari Korea Advance Institute of Science and Technology. KAIST merupakan universitas negeri yang didirikan oleh pemerintah korea pada tahun 1971, dan yang paling penting KAIST merupakan universitas di korea yang berbasis sains dan teknologi kalau di Indonesia semacam ITB lah yaaa.

KAIST sendiri bisa dibilang universitas terbaik loh di korea bersaing sama Seoul National University (SNU). Pengalamanku setiap ngobrol sama orang baru kalau mereka tanya kuliah dimana dan aku jawab di KAIST mereka pasti bakalan langsung pasang muka takjub dan bilang "waaah kamu pasti pinter." kkkkkk (*padahal engga gitu juga :p).
Back to ngebahas KAIST dulu deh, KAIST itu punya 33 departemen yang semuanya berbasis sains dan teknologi, kalo pengen tau lebih lanjut tentang KAIST, kamu bisa cek di website nya kaist : http://www.kaist.edu/html/en/edu/edu_030101.html . Untuk lokasi sendiri KAIST itu berlokasi di Provinsi Daejeon, sekitar dua jam dari Seoul dan 3 jam dari bandara Incheon kalau ditempuh dengan bus yaa. Walaupun enggak di Seoul jangan sangka Daejeon desa loh, Daejeon itu kota metropolitan terbesar ke 3 di Korea Selatan setelah Seoul dan Busan. Pastinya biaya hidup di Daejeon juga lebih murah daripada di kota lain kaya Seoul dan Busan.

Aku sendiri sedang menempuh program master di Departemen Nuclear and Quantum Engineering kalo di bahasa indonesiain aku kuliah jurusan teknik nuklir deh. Dan sekarang aku sudah melewati 3 semester di sini yang alhamdulillah banyak cobaannya (*curhat). Alhamdulillah juga aku mendapatkan beasiswa dari RCA yang khusus diberikan untuk mahasiswa yang mendaftar master di Departemen NQe di KAIST. Beasiswa ini sendiri merupakan kerjasama antara RCA (Regional Cooperative Aggrement) yang merupakan tangan kanan International Atomic Energy Agency (IAEA)  untuk urusan kerjasama nuklir di wilayah Asia-Pasifik, dan IAEA sendiri berkedudukan di Austria. Untuk angkatanku RCA-KAIST menerima 3 mahasiswa, 2 dari Indonesia dan 1 orang dari Vietnam dan kami tersebar di 3 lab berbeda di sini. Beasiswa ini sebenernya ditujukan buat beberapa negara yang ada di Asia Pasifik, sekitar 30 negara yang bisa mengirimkan mahasiswanya belajar di KAIST. Namun ga semua aplikasi diterima, setiap semesternya yakni Spring/Fall semester RCA hanya akan menerima 2 mahasiswa.

Aku sendiri tergabung di laboratorium Neutron Scattering and Nanoscale Material (*plis aku ga mau jelasin ini kerjaannya ngapain disini). Untuk kegiatan sehari-hari aku senin-jumat pastinya bakalan ngelab biasanya dari jam 10 pagi- 9 malam tapi tentative juga tergantung banyak tidaknya kerjaan di lab. Aku sendiri pernah ngerasain ngelab dari jam 9 pagi sampai jam 2 malam dan itu berlangsung selama sekitar 1 mingguan. Ga bermaksud menakuti sih tapi kuliah di KAIST itu emang engga gampang, beda banget sama di Indonesia dulu. Mata kuliahnya yang aku ambil juga lumayan susah-susah dan tugasnya banyak banget terus ujiannya juga susah banget. Cuma ya pinter-pinter kita aja sih membagi waktu biar bisa balance antara kuliah dan jalan-jalan. Soalnya jalan-jalan juga penting buat mengistirahatkan otak kita dan bisa ngembaliin tenaga kita buat riset dan belajar (*ini alasan sih haha).

Next, aku mau ngasih jawaban dari beberapa pertanyaan yang sering aku dapet sih contohnya :
1. Udah ketemu artis belum di Korea?

Pernah kok Twice sama Gfriend dan itu di acara KAIST Spring Festival yang      diadain setahun sekali gitu di KAIST, seperti namanya diadainnya saat musim semi aja.

2. Enak dong bisa nonton drama terus?
 
Enak karena streaming, tapi disini tuh tugas utamanya kuliah jadi ya yang diutamakan kuliah bukan nonton dramanya walaupun kadang nonton juga sih.

3. Kuliah di sana perlu bisa bahasa Korea ga?

Kalo S1 di KAIST perlu lulus tes TOPIK level 2 untuk lulusnya sedangkan untuk jenjang S2 dan S3 ga perlu, karena kuliahnya sendiri 100% pake bahasa inggris kok (*Inggris aksen korea). Namun, tetep sih bahasa inggris itu diperlukan untuk komunikasi hari-hari. Jadi yang lebih penting sih kemampuan bahasa inggrisnya daripada bahasa korea.

4. Gimana cara daftar ke KAIST nya?
 
Aku sih ngirim berkas ke KAIST dan semua dalam bahasa inggris, kadang-kadang ada wawancara sebelumnya, tapi berhubung aku dan professorku sudah kenal sebelumnya aku ga lagi diwawancara oleh beliau. Dan untuk syarat berkas yang dibutuhkan bisa di lihat di link berikut : http://www.kaist.edu/html/en/admission/admission_0201.html

Di Jurusan Tercinta (hahahaha)

Kayaknya kali ini postingannya segini dulu deh ya, kalo ada yang mau tanya lagi bisa ditaro di kolom komentar :)

Daejeon, June 27th, 2017

_Rishalicious

You May Also Like

4 komentar

  1. Assalamualaikum, salam kenal kak risha😊. saya yusuf camaba tkn18 . Blog nya sangat bagus dan bisa jadi referensi untuk kedepannya

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum ka, ka saya ilma mahasiswa tingkat akhir ipb, saya ingin masuk ke kaist ka khususnya salah satu jurusan pilihannya NQe... Saya ingin bertanya ka tips atau saran untuk saya apabila saya memang benar jadi ingin jurusan NQe ka? lalu ka mengenai bahasa itu semua bahasa inggris ka baik di kuliah, ujian,interaksi dengan professor? lalu untuk interviewnya sendiri bahasa inggris juga ka?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikumsalam ilma, goodluck ya kalau mau coba NQe nya KAIST. i have 1 suggestion, pilihlah lab yang sesuai dengan passion dan keilmuanmu ya, karena kalau salah pilih lab akan susah mundur apalagi untuk pindah lab. Yes, All interaction in KAIST pake bahasa inggris kok, no need to worry about your Korean then...

      Hapus
  3. Permisi kak Risha, sy Evan lulus Oktober thn lalu, sy mau tanya di kaist itu kan ada kaist scholarship, biayanya cukup ngga ya utk biaya hidup per bulan n bayar asrama di sana? Boleh tau ngga detilnya bgmn? Thanks

    BalasHapus