About Me and My DREAM Part 1

by - Juli 21, 2016

Assalamualaikum...
Hello...

kali ini writer-nim aka si empunya blog mau berbagi cerita tentang impiannya...
well, cerita ini sendiri bakalan kebagi mungkin 3 part, karena ceritanya sebenernya panjang dan kalo di buat satu part bakalan kepanjangan banget deh...
*mumpung lagi niat nulis*


Sebenernya bukan cerita yang spesial, karena ditulis oleh orang yang tidak spesial, tapi risha cuma berharap orang akan bersemangat untuk menjadi spesial setelah membaca tulisan ini...

Kalau ditanya soal impian, siapa sih yang ga punya impian ? setiap manusia pasti punya impian, entah besar atau kecil, sederhana atau kompleks. Namun, yang membedakannya apakah orang tersebut punya effort lebih untuk meraih impiannya ? atau hanya sekadar berangan untuk meraih impiannya ?
Lalu bagaimana dengan aku ?
I do, i have a very big dream. Aku punya banyak mimpi, mungkin julukan 'gadis pemimpi' cocok untukku (selain karena hobi tidur). Lalu untuk meraih impian itu apa yang aku lakukan ?
Jawabannya : banyaaak, banyaak sekali, karena aku sadar aku bukan orang yang terlahir dengan berbagai macam kesempurnaan dalam hidupnya, bukan berarti aku tidak bersyukur, hanya saja aku paham impianku itu amat sangat tinggi (menurutku) untuk orang sepertiku jadi kalau mau meraihnya maka perlu usaha yang juga besar.

Aku lahir dari keluarga sederhana, ibuku seorang guru bahasa indonesia dan ayahku karyawan swasta bidang teknik. Jangan dibayangkan orang tuaku punya banyak uang, tidak, tapi aku merasa beruntung lahir dan besar dari keluarga ini. Aku memulai TK pada usia 3 tahun, aku yang meminta sekolah, bukan bunda atau ayahku yang memaksa untuk sekolah. Aku menghabiskan masa kecil hingga SMA di salah satu kecamatan kecil di pinggir kota bandar lampung, di kecamatan Natar. Sebenarnya lingkungan di sekitar rumah kurang kondusif untuk bermain ataupun bergaul, di sekitar rumahku bisa dibilang kesadaran untuk sekolah amat sangat rendah, buat mereka bisa bekerja saja sudah cukup, rumah terlihat bagus, punya kendaraan itu saja cukup tanpa diimbangi pendidikan. Aku sadar akan hal itu, oleh sebab itu sejak SMP memang aku berubah jadi anak rumahan, sesekali aku bergaul dengan teman sebayaku tapi itu pun aku kurangi dan aku pilah.
Ibuku bilang sejak kecil aku memang tipikal gadis ceria, ambisius, pantang menyerah dan selalu optimis. Terbukti dari fluktuatifnya nilai raportku haha *kontras*. Dari kecil aku punya cita-cita, dan cita-citaku itu enggak pernah berubah sampai sekarang. Aku ingin jadi dokter spesialis bedah. Jujur aku suka sains, sejak mengenal pelajaran IPA di kelas 3 SD aku jatuh cinta dengan pelajaran itu, walaupun sebenarnya aku ga pintar matematika, yaa kalo matematika aku standar banget lahh, butuh belajar ekstra keras buat dapetin nilai matematika bagus.
Aku bener-bener orang yang fluktuatif, naik turun, kadang diatas ga jarang ada di bawah dan di tengah2 juga sering. aku sadar aku bukan orang pintar, makanya aku belajar keras buat jadi dokter, cita-cita aku cuma satu masuk fakultas kedokteran. tapi bukan sembarang FK juga, FK harus yang negeri dong, bukan FK universitas abal-abal yang dari jurusan IPS aja bisa masuk.
aku sadar se sadar-sadarnya kalo buat masuk dan kuliah di FK yang aku impikan itu butuh otak cerdas dan uang yang ga sedikit. Aku udah sering banget dicibir, dicemooh dan dijatuhkan sama orang lain, sering bahkan mungkin udah kenyang banget. Banyak banget orang yang meragukan kemampuanku.

Selain cita-cita masuk FK aku punya mimpi lain buat go international, aku pengen kuliah di luar negeri. Waktu kecil aku sering baca-baca buku bahasa inggris punya ayah walaupun aku ga tau apa artinya, dan aku seneng banget waktu bunda nawarin aku buat les bahasa inggris waktu SMP. Padahal buat les butuh biaya yang engga sedikit, aku bertekad aku harus jago bahasa inggris karena aku pengen sekolah di luar negeri. Di saat temen-temen aku kalau sore dan hari minggu bisa main aku justru les bahasa inggris, dan les pelajaran juga. Satu hal lagi yang aku ingat, waktu SMA disaat temen-temen aku semua udah punya HP masing-masing aku ga punya HP. Dan itu pertama kalinya aku memberanikan diri minta ke bundaku, aku minta dibelikan HP, dan waktu aku minta begitu bunda tanya : icha bunda belikan hp tapi les bahasa inggrisnya berhenti atau les bahasa inggris jalan terus tapi ga punya hp? aku bingung, sehari kemudian aku jawab : icha mau les aja bunda. Dan jadilaah aku ga punya hp, diejekin temen dong pastinya, masa udah SMA ga pegang hp, tapi lama-kelamaan aku terbiasa sama itu semua, dan aku sama sekali ga menyesal dengan keputusanku itu.

Ada sebuah cerita lagi nih, waktu naik kelas 3 SMA aku minta didaftarkan les mata pelajaran dan persiapan SNMPTN sekaligus ke bundaku, karena aku memang berambisi menjebol fakultas kedokteran, jadi hampir tiap hari pergi pagi pulang malam karena sekolah langsung disambung les. Ada seorang temanku membeli motor baru, di antara teman-temanku ini yang sibuk les dan kursus kesana kemari memang cuma aku, aku juga yang paling culun dan ga punya apa-apa diantara mereka. Salah seorang temanku tau kalau aku les di luar dan dia baru saja dibelikan motor oleh orangtuanya, di depanku dia bilang : "kalau aku sih mending dibeliin motor, daripada uangnya buat les, ntar juga aku pasti bisa masuk di Kebidanan Poltekes Tanjung karang". Sampai sekarang aku enggak ngerti maksud dia ngomong begitu di depan aku apa, tapi yaudahlah yaa hidup dia bukan urusan aku :)
Aku juga pernah ditanya sama salah seorang temanku : "Kamu mau masuk FK UGM?" aku jawab "Iya" dia bilang lagi "Masuk FK ga cuma butuh otak pintar aja tau, duit juga". aku jawab "memang" dan dia bilang satu kalimat yang engga akan pernah aku lupain "Gw juga mau masuk FK, gw yakin gw bisa masuk, soalnya bokap gw punya banyak duit, masuk kedokteran pake jalur mandiri yang gede-gedean duit juga gw bisa. jadi dokter mah ga perlu pinter2 amat sha, yang penting mah punya duit" dan gw sesak nafas pas denger dia ngomong begitu. Sebenernya sindiran yang lebih parah dari itu semua pernah aku terima, bahkan ejekan juga, tapi gak apa kok kita ga perlu membalasnya sama, cukup buktikan dengan tindakan bahwa kita lebih baik dari mereka.


Namun akhirnya, aku harus kalah juga sih, aku ditolak Fakultas Kedokteran Umum Universitas Gadjah Mada. Aku justru diterima di Kimia IPB dan Teknokimia Nuklir STTN-BATAN. Alhamdulillah, setidaknya ga jelek-jelek amat lah yaa hasil usahaku selama sekolah. walaupun aku sempet sedih banget, down banget karena ditolak UGM dan itu artinya impian buat jadi dokter gagal total. Tapi lagi-lagi orangtua terutama bundaku menguatkan aku bahwa Allah itu memberi yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Jadilah pelan-pelan aku bisa menerima kenyataan, toh aku masih bisa berkecimpung di bidang sains kan. Pelan tapi pasti aku mulai menapaki hidup baru, aku pilih untuk belajar ilmu nuklir yang amat sangat asing dan baru bagiku. next part bakalan tentang kelanjutan hidupku di dunia atom-atom nuklir :)

Segitu dulu deh ceritanyaaa... nanti disambung lagi di Part 2 nya....

See You


                                                                              rishalicious_21st July 2016

You May Also Like

4 komentar

  1. ditunggu lanjutannya kak.. :)

    BalasHapus
  2. ditunggu lanjutannya yak :)

    BalasHapus
  3. The Rooftop Casino site | Lucky Club
    Welcome to LuckyClub.lv where we provide all the latest casino luckyclub games, bonuses and offers from our casino customers. We provide live casino games for

    BalasHapus